Diabetes indipidus merupakan salah satu jenis penyakit yang termasuk langka. Makanya, tidak semua orang mengetahui penyakit ini. Diabetes insipidus terjadi karena adanya gangguan fungsi ginjal. Hormon anti diuretik (HAD) atau vasopressin yang bertugas mengatur jumlah cairan dalam tubuh mengalami gangguan. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel khusus yang ada di otak yang bernama hipotalamus. Dari hipotalamus, hormon anti diuretik disimpan di kelenjar pituitari dan dilepaskan saat dibutuhkan. Kapan?
Pada saat tubuh mengalami kekurangan air, kelenjar ptuitari akan mengeluarkan hormon anti diuretik yang disimpannya. HAD dapat membantu mempertahankan air dalam tubuh dengan cara mengurangi jumlah air yang hilang melalui ginjal. Dengan adanya HAD, ginjal dapat memproduksi urin yang lebih pekat.
Apabila produksi hormon anti diuretik berkurang atau ginjal tidak mampu merespon hormon ini, maka ginjal tidak mampu menghasilkan cukup urin. Akibatnya jumlah air yang keluar dari tubuh semakin banyak. Oleh sebab itu, penderita diabetes insipidus sering merasakan haus karena cairan tubuh berkurang banyak.
Sering terasa haus bisa jadi gejala Diabetes insipidus via www.pixabay.com |
Gejala diabetes insipidus
Ada dua gejala utama penyakit diabetes insipidus yaitu :
Haus
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ketidakmampuan tubuh menghasilkan hormon anti diuretik mengakibatkan jumlah air yang keluar dari tubuh semakin banyak. Tubuh akan menanggapi kehilangan banyak air dengan rasa haus.
Sering buang air kecil
Penderita diabetes insipidus biasanya sering buang air kecil, terutama pada malam hari. Pada beberapa kasus, penderita diabetes insipidus dapat mengeluarkan cairan sebanyak 20 liter sehari.
Jenis diabetes insipidus
Diabetes insipidus kranial
Diabetes insipidus kranial merupakan jenis diabetes insipidus yang paling sering terjadi akibat tubuh tidak memiliki cukup air untuk mengatur produksi urin. Penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan pada hipotalamus dan kelenjar pituitari. Dampak yang lebih parah adalah hipotalamus berhenti memproduksi hormon anti diuretik.
Diabetes insipidus nefrogenik
Diabetes insipidus nefrogenik terjadi karena ginjal tidak dapat merespon hormon anti diuretik walaupun jumlah hormon yang diproduksi tubuh cukup. Dampak parah penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
Pengobatan
Penderita diabetes insipidus akan mengalami kekurangan banyak cairan tubuh atau dehidrasi. Penanganan yang dibutuhkan adalah dengan minum banyak air untuk mengganti cairan yang hilang. Jika dehidrasi sudah parah, maka harus ditangani di rumah sakit. Pada kasus diabetes insipidus nefrogenik, biasanya diobati dengan obat "diuretik thiazide" untuk mengurangi jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal.
Jika Anda merasa haus terus menerus, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter ahli penyakit dalam. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah ada indikasi penyakit diabetes insipidus atau tidak.
Bagi orang dewasa, frekuensi buang air kecil yang normal adalah empat kali sampai tujuh kali dalam 24 jam. Sedangkan pada anak-anak, biasanya lebih sering buang air kecil karena ukuran ginjalnya kecil. Namun, apabila anak Anda buang air kecil 10 kali sebaiknya minta petunjuk dari dokter. Dokter akan melakukan sejumlah tes untuk memastikan apa penyebab masalah tersebut.
Sumber : dari berbagai sumber
Sumber : dari berbagai sumber