Halo kawan, museum merupakan tempat yang tepat untuk belajar sejarah. Di kota Solo, ada sebuah museum khusus untuk pers yaitu Monumen Pers Nasional. Museum ini terletak di dekat Keraton Pura Mangkunegaran Surakarta.
Monumen Pers di Kota Solo |
Monumen Pers Nasional terbuka untuk umum. Di bagian depan gedung, ada sebuah prasasti peresmian. Di prasasti itu, tertulis bahwa museum ini diresmikan pada tanggal 9 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.
Prasasti peresmian Museum Pers Nasional ditandatangi Presiden Soeharto |
Pada bagian lain, terdapat enam buah diorama yang masing-masing menceritakan sejarah pers sejak jaman sebelum masehi sampai sekarang. Ada juga patung beberapa tokoh pers nasional yang letaknya berdekatan dengan diorama.
Salah satu diorama di Museum Pers Nasional Solo |
Ketika memasuki aula museum, ada beberapa foto pada masa perjuangan bangsa menghadapi penjajah Belanda. Selain itu, dipajang pula beberapa surat kabar dan majalah pada masa penjajahan. Salah satu di antaranya merupakan koleksi tertua mesum Pers Nasional yaitu koran terbitan pemerintah Hindia Belanda, Algemeen Dagblad van Nederlansch Indie. Koran ini terbit di kota Batavia dan berisi berita-berita tentang Hindia Belanda dan negeri Belanda.
Koran berbahasa Belanda terbit pada 19 September 1876 |
Koleksi lainnya adalah majalah Tjaja Hindia yang merupakan salah satu majalah yang pertama kali terbit dengan Bahasa Melayu. Isi majalah ini didominasi oleh topik agama dan politik Islam dengan redaktur Soetan Toemenggoeng. Masih banyak lagi koleksi Museum Pers Nasional yang menarik untuk Anda nikmati. Semua koran dan majalah masa penjajahan Belanda di-digitalisasi sehingga yang dipajang merupakan versi cetak digital. Sedangkan yang asli disimpan mengingat kondisinya yang sudah tidak bagus.
Tjaja Hindia terbitan tahun 1913 |
Itulah sedikit pengalaman Sarkliwon saat berkunjung di Monumen Pers Nasional. Jika Anda berwisata ke kota Solo, jangan lupa untuk mengunjungi museum ini.