Batu akik gaungnya memang sudah tidak seheboh beberapa bulan lalu. Namun, batu ini tetap menarik untuk dibahas. Sarkliwon kebetulan masih memiliki sedikit arsip foto batu akik milik seorang kawan di daerah Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Maklum, waktu itu, masih jadi karyawan di sebuah perusahaan penerbitan buku pelajaran sekolah.
Setiap kali di kantor, pasti memperbincangkan tentang batu akik, terutama akik jenis teratai dan red raflesia. Mengapa? Karena jenis batu akik ini banyak dicari di daerah Lubuklinggau dan Indonesia pada umumnya. Selain itu, batu akik red raflessia sangatlah sulit didapat bahan bakunya karena semakin langka. Itulah yang membuat harganya sangat mahal. Bahkan Sarkliwon pernah ditawari oleh seorang kenalan di daerah Curup, Bengkulu bahan batu red raflessia seharga 300.000 Rupiah satu ons. Namun, karena tidak begitu minat dengan batu akik, Sarkliwon tidak membelinya.
Kembali di Lubuklinggau, seorang kawan satu kantor, memberitahu ada seorang penjual bahan batu jenis red. harganya murah cuma 50.000 per ons. Sarkliwon pada waktu itu memutuskan membeli bahan baku batu red tersebut dua ons. Dan, itulah yang dibawa pulang ke Pulau jawa, sebagai oleh-oleh untuk saudara-saudara di rumah.
Gambar di atas adalah salah satu jenis batu teratai yang dibuat liontin. Itu juga punya kawan yang sengaja Sarkliwon foto. Coraknya yang seperti batik menarik untuk dimiliki. Sayang, bahan bakunya yang bagus sudah sangat sulit didapat.
Kalau gambar di atas, merupakan hasil asahan batu red yang Sarkliwon beli. Hasilnya lumayan bagus, tapi masih kasar. Tinggal dipoles terus menerus sampai kiclong dan menarik. Untuk gambar yang di bawah ini juga sama,
Itulah foto-foto batu akik red dan teratai yang Sarkliwon bisa bagikan kali ini. bagaimana dengan Anda, batu akik jenis apa yang Anda miliki atau sukai?